Sebuah
fakta menarik, bahwa Lembaga Penerbangan Antariksa AS (NASA) menanam
ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi penanaman ini
hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir tersebut.
Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria tersebut
akan meredamnya.
Ya,
ternyata tanaman hias Sansevieria atau dikenal juga dengan sebutan
Lidah Mertua adalah tanaman antipolutan dan juga penangkal radiasi.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa Sanseveira mampu menyerap 107 jenis racun.
Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara
(karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir. Riset
lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3 cukup
ditempatkan Sansevieria Lorentii dewasa berdaun 5 helai agar ruangan itu
bebas polutan.
Ciri
spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu
hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap
gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerapnya sehingga
didaerah berlalulintas padat dan didalam ruangan yang penuh dengan asap
nikotin dimanfaatkan sebagai antipolutan (air freshener). Sementara di
Afrika getah Sansevieria dimanfaatkan sebagai antiracun ular dan
serangga.
Sebagai
tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat dan tidak membutuhkan
banyak lahan. Sansiveria (lidah mertua) memang sering kita temui di
pekarangan rumah di kampung-kampung, baik itu ditanam di di sekitar
pagar maupun di dalam pot, tetapi mungkin kita belum banyak mengetahui
akan salah satu fungsinya yang anti polutan dan radiasi, jadi bagi yang
belum buruan kita tanam di rumah kita.
Berikut tanaman lain yang antipolutan:
Paku Boston Nephrolepis exaltata Bostoniensis Penyerap paling ampuh
Palem Chyrsalidocarpus lutescens Penyerap banyak polutan
Palem bambu Chemaedorea seifrizii Formaldehid, benzena, Trichloroethylene, dan Penguapan tinggi
Karet hias Ficus robusta Formaldehid
Dracaena Draceana deremensis Formaldehid
Ivy Hedera helix Formaldehid
Palem phoenix Phoenix roebelenii Xylene
Lili air Spathiphyllum sp Alkohol, aseton, Formaldehid, Benzene, Trichloroethylene
Dracaena Dracaena fragans massangeana Formaldehid
Sirih Belanda Epipremnum aureum Formaldehid
Paku Neprolepis obliterata Formaldehid, alkohol
Krisan Chrysanthemum morifolium Formaldehid, benzene, Ammonia.
Gerbera Gerbera jamesonii Transpirasi tinggi
Dracaena Dracaena deremensis warneckei Benzene
Dracaena Dracaena marginata Xylene dan Trichloroethylene
Schefflera Brassaia actinophylla Formaldehid.
Di
kalangan pencinta tanaman, nama Liliek Suharni (55) tentu tak lagi
terdengar asing di telinga. Perempuan kelahiran Malang, 1 Mei 1955 itu,
hingga kini gencar memasyarakatkan tanaman sansevieria atau dikenal juga
dengan lidah mertua.
"Di
mana-mana tanaman ini bisa ditemukan, tapi jarang ada orang yang
mengerti mengenai khasiat tanaman sansevieria, mulai dari tanaman
penyerap racun, pengurang radiasi komputer, televisi, dan telefon
seluler, hingga bisa dibuat menjadi kerajinan tangan seperti tas," kata
Liliek, ketika ditemui di Kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan
Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung, beberapa waktu lalu.
Akan
tetapi, musim hujan disertai banjir di kawasan Baleendah beberapa waktu
lalu membuat Liliek harus melakukan penataan ulang terhadap greenhouse
sansevieria miliknya. "Untungnya kebun saya tidak kebanjiran. Tetapi
karena banjir itu, seluruh pegawai saya yang biasanya mengurus kebun
jadi tidak masuk selama satu minggu penuh karena rumah mereka
kebanjiran. Makanya tidak ada lagi yang merawat kebun," ucapnya.
Liliek
sendiri tidak mengeluh terhadap keadaan itu. "Itu musibah, tetapi yang
harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana caranya mengelola kebun lagi
karena budi daya sansevieria harus terus dilakukan mengingat manfaat
yang bisa dihasilkan," kata perempuan lulusan S-2 Ekonomi Manajemen
Universitas Padjadjaran itu.
Sumber
:
http://www.beritajitu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3642:sansivieria-tanaman-hias-penyerap-ratusan-jenis-racun-di-udara&catid=56:kesehatan&Itemid=86
0 comments:
Posting Komentar