Pada
tahun 1987, Paul Verhoeven hadir dengan sebuah karya yang membuat
gebrakan baru didunia perfilman sains-fiksi. Bersettingkan dunia
kriminal, Paul Verhoeven hadir dengan karyanya yang mampu melegenda
hingga saat ini. Sebuah film sains-fiksi. Sebuah film yang berjudul
Robocop.
Tentu
pada postingan kali ini, saya tidak membahas mengenai film Robocop.
Namun, mengenai sebuah kemajuan teknologi. Dimana kemajuan itu adalah
sesuatu yang pernah dianggap mimpi oleh sebagian orang pada masa lalu.
Sebuah kemajuan mengenai teknologi manusia bionik!
Pengenalan
kata bionik (bionic) pertama kali diperkenalkan oleh Jack E. Steele
saat ia bekerja pada Aeronautics Division House di Wright-Patterson Air
Force Base, Dayton, Ohio, pada tahun 1958. Besar kemungkinan, ia
terinspirasi dari bahasa Yunani (bi:on atau dilafalkan "bee on") yang
artinya hidup, dan -ic yang berarti "seperti". Jadi, jika dipadukan
menjadi "seperti hidup". Adapun secara etimologi, bionik didapat dari
perpaduan dua kata. "Bio" dari biologi, dan "nik" dari elektronik.
Namun, bukan berarti kata "unik" berasal dari perpaduan unit + elektrik
(ah jayus amat).
Namun,
istilah biomimicry atau biomimetics lebih disukai didunia teknologi
dalam upaya menghindari kebingungan antara istilah medis (bionik).
Jadi, apa yang akan saya tuliskan disini adalah yang berkaitan dengan medis.
Jika
Anda pernah menonton Six Million Dollar Man, maka Anda akan menemukan
tubuh Steve Austin (bukan Steve Austin yang ada di acara Smack Down ya),
sang karakter utama, telah digantikan oleh teknologi bionic. Dengan
tubuh yang separuh mesin dan menghabiskan biaya enam juta dolar, maka
jadilah Steve Austin manusia dengan kekuatan yang luar biasa.
Belakangan
ini, teknologi bionik seperti yang telah diterapkan pada Steve Austin
sudah ada didunia nyata. Namun tentu saja, tujuannya bukanlah untuk
memiliki kekuatan super, melainkan membantu mereka yang telah kehilangan
anggota tubuhnya serta mereka yang telah kehilangan daya inderanya.
Saya akan memperkenalkan kalian pada salah satu manusia bionik abad ini.
Seorang wanita tangguh yang bernama Amanda Kitts!
Kisah
dimulai ketika sebuah kecelakaan mobil pada tahun 2006 merenggut lengan
kirinya untuk selama-lamanya. Dengan hilangnya lengan kirinya itu,
hilang pulalah kemampuan dia untuk melakukan kegiatan sehari-hari
walaupun hanya untuk mengoles selai. Hidupnya pun serasa terpuruk
setelah kecelakaan tersebut. Suami Amanda, Tommy Kitts, tanpa sengaja
menemukan sebuah ulasan mengenai prostesis (prosthesis) yang
dikendalikan oleh otak.
Prostesis
sendiri adalah istilah yang mengacu pada artian "mengganti bagian
tubuhyang hilang". Istilah prostesis sendiri berasal dari bahasa Yunani
(prostithenai) yang berarti "menambahkan".
Kembali
mengenai tentang ulasan prostesis yang dikendalikan oleh otak yang
ditemukan oleh Tommy Kitts, prostesis sebelumnya menggunakan bantuan
gerakkan otot yang lain untuk bisa menggerakkan sambungan. Maksudnya
begini, prostesis pada dasarnya punya dasar yang sama walaupun secara
material bisa berbeda dan lebih nyaman (misalkan yang dulu dilapisi oleh
kulit, kini menggunakan plastik). yaitu digerakkan dengan kabel atau
motor, dan penggunaanya cukup merepotkan serta membuat orang yang
memakainya merasa pegal di bagian tubuh tertentu seperti leher. Saya
saja yang membaca ulasannya dari majalah National Geographic masih
sedikit sulit membayangkan jika tidak mempraktekannya langsung.
Nah,
ulasan yang dibaca oleh Tommy Kitts di Internet, rupanya mengenai
prostesis yang penggunaannya tidak ribet, melainkan dikendalikan oleh
otak. Kurang lebih semudah kita jika kita ingin menjulurkan tangan kanan
kita untuk bersamalan.
"Sepertinya
itu (prostesis yang digerakkan oleh otak) pilihan terbaik yang ada,
jauh lebih baik daripada motor dan sakelar," ujar Tommy.
Tommy
dan Amanda akhirnya bertemu dengan Todd Kuiken, seorang dokter dan
insinyur biomedis di Rehabilitation Institue of Chicago (RIC). Todd
Kuiken mengerti bahwa saraf-saraf di ujung anggota tubuh yang diamputasi
tetap dapat mengirim sinyal-sinyal ke otak. Todd Kuiken pula yang
memberikan solusi untuk mengatasi keterpurukkan Amanda. Dengan sebuah
lengan bionik untuk menggantikan lengannya yang hilang.
Todd Kuiken
Susunan sensor melacak gerakan otot di lengan Amanda berkat saraf yang dialihkan melalui proses pembedahan
Dan
hasilnya, dalam waktu lebih dari empat bulan pasca pemasangan lengan
bionik, kini Amanda serasa memiliki lengan sungguhan dengan
pengoperasian yang tidak sulit sama sekali.
Inilah prostesis Proto 1 yang digunakan Amanda Kitts.
Sekalipun
hanya memiliki 7 gerakan dan masih jauh dari gerakan sempurna tangan
normal manusia (22 gerakkan), paling tidak ini sudah menjadi lompatan
besar bagaimana teknologi medis mampu memberikan sumbangan yang besar
untuk kemajuan manusia.
Letnan
Kolonel Greg Gadson yang menjadi korban ledakan bom pada tahun 2007 dan
harus kehilangan kedua kakinya, kini dengan kemajuan bionik, ia mampu
berjalan kembali
Setelah
kita melilhat kecanggihan bionik dalam membantu sistem mekanik manusia,
akan saya perlihatkan manusia-manusia bionik yang lain yang mengalami
kendala lebih rumit.
Implan Rumah Siput Aiden Kenny
Tahun
2009 lalu, Mrs. Tammy Kenny mendapati kenyataan bahwa anaknya Aiden
Kenny yang tidak bisa mendengar ternyata tidak bisa dibantu dengan alat
bantu dengar biasa.
"Aku
hanya dapat menggendongnya dan menangis, karena tahu ia tidak dapat
mendengarku. Bagaimana cara nanti ia mengenalku?" Ujar Tammy Kelly.
Bahkan
pernah suatu kali, suaminya sengaja membenturkan panci dan berharap
Aiden Kenny merespon suara benturan tersebut. Namun sayangnya tidak ada
reaksi.
Harapan
baru pun datang tatkala pada bulan Februari 2009, ahli bedah di John
Hopkins Hopsital memberi bantuan berupa pemasangan kabel tipis dengan 22
elektrode di setiap rumah siput (bagian yang biasanya mendeteksi
getaran suara) Aiden. Mikrofon juga dipasang untuk menerima suara dan
mengirimkan sinyal ke elektrode yang langsung mengantarkannya ke saraf.
"Pada
hari mereka menghidupkan implan tersebut itu, sebulan setelah
pembedahan, kami lihat dia (Aiden Kenny) merespon suara. Dia berpaling
saat mendengar suaraku. Mengagumkan," ujar Tammy. Kini, berkat terapi
intensif, Aiden belajar bahasa dan dengan cepat mengejar ketinggalan
dari teman-temannya."
Foto Aiden Kenny pada majalah National Discovery
Mata Bionik Jo Ann Lewis
Beberapa
tahun yang lalu, Retinitis Pigmentosa menyerang pengelihatan Jo Ann
Lewis. Sebuah penyakit degeneratif yang menghancurkan sel pendektesi
cahaya di mata (sel kerucut).
Namun,
sebuah penelitian Mark Humayun, pakar oftalmologi dari perusahaan
Second Sight, telah memberikan harapan pada Jo Ann Lewis. Harapan itu
berupa mata bionik.
Jo Ann Lewis dan mata bioniknya
"Kini saya dapat melihat siluet pohon lagi," ujar Jo Ann Lewis.
Mengenai
mata bionik ini, sepertinya masih tidak bisa mengembalikkan
pengelihatan hingga 90 persen, karena pada mata bionik Jo Ann Lewis, Jo
Ann, masih merasa kesulitan untuk menyeberang jalan.
Dan
tidak berarti hal itu akan menjadi batu sandungan para ilmuwan untuk
terus meningkatkan hubungan antara manusia dengan mesin. Sekarang,
berkat penemuan dan halangan temuan para ilmuwan, metode-metode baru
telah dikembangkan. Seperti yang ditulis pada National Geographic, para
ilmuwan di BrainGate yang mencoba menghubungkan korteks motor pasien
yang tak dapat bergerak total secara langsung sehingga pasien dapat
menggerakkan benda dari jarak jauh dengan pikirannya.
"Para
peneliti bahkan berencana mengembangkan hipokampus buatan, bagian otak
yang menyimpan memori, dengan tujuan menanamkannya pada orang yang
menderita hilang ingatan," menurut sebuah tulisan di National Geographic
edisi Manusia Bionik.
Nah, pertanyaannya ialah, sampai sejauh mana teknologi akan membantu manusia?
Apakah kelak manusia akan menjadi separuh mesin untuk bisa memudahkan setiap urusannya?
Apakah para ilmuwan sudah memikirkan resiko dari penyalah gunaan bionik?
Tapi,
bagaimanapun juga terkadang sesuatu yang sederhana atau yang pernah
kita rasa sebagai mimpi seperti halnya yang ada pada film Six Million
Dollars Man, sebenarnya dapat diwujudkan asalkan kita punya kemauan dan
bijaksana dalam menggunakan pengetahuan.
Sumber : http://www.bungakurnia.com/2011/01/manusia-manusia-bionik.html#
0 comments:
Posting Komentar