Dahulu
kala Syeikh Yusuf Dari Sulawesi Selatan di asingkan dari Indonesia ke
Africa oleh Belanda, Di africa Beliau menyebarkan dakwah dan Ajaran
Agama Islam yang diterima oleh penduduk lokal, Beliau juga menamakan
daerah tempat beliau berdakwah sebagai Macassar sebagai rasa rindu dan
bangga jika Ia berasal dari Makassar,Indonesia. Sejak Saat itu Tempat
tersebut dikenal dengan nama Macassar
Makam Syeikh Yusuf
Cerita Komplitnya :
Seandainya
orang Eropa, macam Belanda dan Portugis tidak menjajah Indonesia,
mungkin saja kota Cape Town dan The Cape of Good Hope alias Tanjung
Harapan tak pernah ada. Kalaupun di ujung selatan Benua Afrika itu
terbentuk kota, pastilah diberi nama yang lain, dan tak jauh beda dengan
kota lain di Afrika seperti Luanda, Sierra Leon, Conakry, dan
Mogadishu.
Pemandangan Yang Ada Di Macassar
Cape
Town sungguh berbeda. Kota yang kini dihuni sekitar 3 juta jiwa itu
sebagian penduduknya berkulit putih keturunan Eropa. Karena, kota yang
dulunya bernama Kaapstad itu didirikan oleh Belanda pada 1625. Kemudian
berganti nama menjadi Cape Town setelah diambil alih Inggris pada tahun
1806
Awalnya,
Cape Town dijadikan sebagai gudang atau tempat persinggahan Belanda
dalam pelayaran ke Indonesia. Belanda mengendalikan Cape Town alias
Kapstaad dari Batavia. Karena itulah, Cape Town punya hubungan historis
yang demikian erat dengan Indonesia. Bahkan, banyak pejuang dari
Indonesia yang menentang kolonialisme Balanda diasingkan di Kaapstad.
Di Lihat Dari Google Map
Salah
satu tokoh pejuang muslim legendaris yang bermukim di Kaapstad adalah
Syeikh Yusuf asal Makassar. Tak mengherankan, di kota modern perpaduan
tiga benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa itu ada sebuah tempat yang
sangat populer disebut sebagai Kampoeng Macassar. Ia terletak di Distrik
Stellenbosch, kawasan perkebunan anggur yang indah, sekitar 40
kilometer dari jantung kota Cape Town.
Pemandangan Lainnya Yang Indah
Kampoeng
Macassar itu dibangun oleh Syeikh Yusuf dan pengikutnya saat pertama
tiba tgl 2 April 1694. Dalam pengasingan, ia bersama 49 pengikut dan
keluarganya menggunakan kapal layar Fluyt de Voetboog. Ia gencar
menyampaikan pesan-pesan Islam, kendati dalam pengawasan ketat oleh
pihak Belanda.
Dalam
usia 73 tahun, Syeikh Yusuf mengembuskan napas terakhir. Walau ia hanya
empat tahun di Macassar, pengaruh ajarannya cukup kuat dan dilanjutkan
oleh para pengikutnya. Hingga kini, turunan Syeikh Yusuf masih banyak
dijumpai di Cape Town.
Puncak
ziarah ke makamnya dilakukan pada Hari Paskah pada bulan April, yakni
saat liburan umat Kristiani. Menurut Fatih, 45 tahun, yang mengaku masih
keturunan Makassar, kegiatan itu dilakukan karena sejak zaman dulu para
pekerja di perkebunan Belanda hanya libur pada pada Hari Paskah. Nah,
pada saat itulah mereka berkumpul. Lalu, Syeikh Yusuf Tuanta Salamaka
menyampaikan pesan-pesan Islam.
Sampai
sekarang berkumpul dan berkemah serta bazar diadakan setiap bulan April
setiap tahun. Sumber di KJRI Cape Town menyebutkan, sejumlah pejabat
Indonesia pernah berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Beberapa bulan sebelum
lengser, Presiden Soeharto berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Hal serupa
juga pernah dilakukan oleh Presiden Megawati dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla.
Ajaran
Syeikh Yusuf menjadi inspirasi untuk menentang pemerintahan apartheid
di Afrika Selatan. Karena itu, ia diangkat sebagai pahlawan Afrika
Selatan. Ketika menjatuhkan pemerintah apartheid, April 1994, Nelson
Mandela menyatakan bahwa ia mendapat inspirasi dari Syeh Yusuf untuk
menentang politik perbedaaan warna kulit di Afrika Selatan.
Presiden
Afrika Selatan Thabo Mbeki juga memuji kepahlawanan Syeikh Yusuf. Pada
2005, Syeikh Yusuf dianugerahi Oliver Thambo Gold Award, penghargaan
tertinggi yang diberikan Pemerintah Afrika Selatan untuk tokoh yang
berjasa besar.
Sumber : http://jiastisipolcandradimuka.blogspot.com/2011/03/macassar-kota-tua-afrika-yang-didirikan.html
Dahulu
kala Syeikh Yusuf Dari Sulawesi Selatan di asingkan dari Indonesia ke
Africa oleh Belanda, Di africa Beliau menyebarkan dakwah dan Ajaran
Agama Islam yang diterima oleh penduduk lokal, Beliau juga menamakan
daerah tempat beliau berdakwah sebagai Macassar sebagai rasa rindu dan
bangga jika Ia berasal dari Makassar,Indonesia. Sejak Saat itu Tempat
tersebut dikenal dengan nama Macassar
Makam Syeikh Yusuf
Cerita Komplitnya :
Seandainya
orang Eropa, macam Belanda dan Portugis tidak menjajah Indonesia,
mungkin saja kota Cape Town dan The Cape of Good Hope alias Tanjung
Harapan tak pernah ada. Kalaupun di ujung selatan Benua Afrika itu
terbentuk kota, pastilah diberi nama yang lain, dan tak jauh beda dengan
kota lain di Afrika seperti Luanda, Sierra Leon, Conakry, dan
Mogadishu.
Pemandangan Yang Ada Di Macassar
Cape
Town sungguh berbeda. Kota yang kini dihuni sekitar 3 juta jiwa itu
sebagian penduduknya berkulit putih keturunan Eropa. Karena, kota yang
dulunya bernama Kaapstad itu didirikan oleh Belanda pada 1625. Kemudian
berganti nama menjadi Cape Town setelah diambil alih Inggris pada tahun
1806
Awalnya,
Cape Town dijadikan sebagai gudang atau tempat persinggahan Belanda
dalam pelayaran ke Indonesia. Belanda mengendalikan Cape Town alias
Kapstaad dari Batavia. Karena itulah, Cape Town punya hubungan historis
yang demikian erat dengan Indonesia. Bahkan, banyak pejuang dari
Indonesia yang menentang kolonialisme Balanda diasingkan di Kaapstad.
Di Lihat Dari Google Map
Salah
satu tokoh pejuang muslim legendaris yang bermukim di Kaapstad adalah
Syeikh Yusuf asal Makassar. Tak mengherankan, di kota modern perpaduan
tiga benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa itu ada sebuah tempat yang
sangat populer disebut sebagai Kampoeng Macassar. Ia terletak di Distrik
Stellenbosch, kawasan perkebunan anggur yang indah, sekitar 40
kilometer dari jantung kota Cape Town.
Pemandangan Lainnya Yang Indah
Kampoeng
Macassar itu dibangun oleh Syeikh Yusuf dan pengikutnya saat pertama
tiba tgl 2 April 1694. Dalam pengasingan, ia bersama 49 pengikut dan
keluarganya menggunakan kapal layar Fluyt de Voetboog. Ia gencar
menyampaikan pesan-pesan Islam, kendati dalam pengawasan ketat oleh
pihak Belanda.
Dalam
usia 73 tahun, Syeikh Yusuf mengembuskan napas terakhir. Walau ia hanya
empat tahun di Macassar, pengaruh ajarannya cukup kuat dan dilanjutkan
oleh para pengikutnya. Hingga kini, turunan Syeikh Yusuf masih banyak
dijumpai di Cape Town.
Puncak
ziarah ke makamnya dilakukan pada Hari Paskah pada bulan April, yakni
saat liburan umat Kristiani. Menurut Fatih, 45 tahun, yang mengaku masih
keturunan Makassar, kegiatan itu dilakukan karena sejak zaman dulu para
pekerja di perkebunan Belanda hanya libur pada pada Hari Paskah. Nah,
pada saat itulah mereka berkumpul. Lalu, Syeikh Yusuf Tuanta Salamaka
menyampaikan pesan-pesan Islam.
Sampai
sekarang berkumpul dan berkemah serta bazar diadakan setiap bulan April
setiap tahun. Sumber di KJRI Cape Town menyebutkan, sejumlah pejabat
Indonesia pernah berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Beberapa bulan sebelum
lengser, Presiden Soeharto berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Hal serupa
juga pernah dilakukan oleh Presiden Megawati dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla.
Ajaran
Syeikh Yusuf menjadi inspirasi untuk menentang pemerintahan apartheid
di Afrika Selatan. Karena itu, ia diangkat sebagai pahlawan Afrika
Selatan. Ketika menjatuhkan pemerintah apartheid, April 1994, Nelson
Mandela menyatakan bahwa ia mendapat inspirasi dari Syeh Yusuf untuk
menentang politik perbedaaan warna kulit di Afrika Selatan.
Presiden
Afrika Selatan Thabo Mbeki juga memuji kepahlawanan Syeikh Yusuf. Pada
2005, Syeikh Yusuf dianugerahi Oliver Thambo Gold Award, penghargaan
tertinggi yang diberikan Pemerintah Afrika Selatan untuk tokoh yang
berjasa besar.
0 comments:
Posting Komentar